Revolusi
Perancis adalah sebuah revolusi tatanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang
terjadi di Perancis. Revolusi ini dimotori oleh rakyat jelata (golongan bawah,
bukan borjuis ataupun bangsawan). Mereka yang memang tertindas merasa perlu
mengadakan perubahan dalam tatanan pemerintahan yang buruk dan sistem
kemasayarakatan yang notabene merupakan sistem Feodalisme yang merugikan golongan mereka. Selain itu,
pesatnya perkembangan paham Romantisme
– paham yang menghargai perasaan dan naluri manusia yang irasional – juga
menjadi penyebab terjadinya Revolusi.
Dimulai
dari adanya penolakan oleh kaum bangsawan atas kebijakan Raja Louis yang hendak
menarik pajak dari mereka, Raja Louis lalu mengadakan rapat dengan Etats
Generaux (DPR) atas usulan dari para bangsawan. Dalam rapat terjadi
perselisihan pendapat antara golongan bangsawan dan golongan bawah yang tidak
terselesaikan.
Pada
tanggal 17 Juni 1789 golongan bawah mengumumkan pembentukan Dewan Nasional
(Assemble Nationale) sebagai dewan perwakilan di Perancis. Dengan demikian,
dewan perwakilan di Perancis tidak lagi didasarkan atas golongan-golongan,
melainkan merupakan Dewan Rakyat Perancis.
Dengan
semangat Liberte, Egalite, dan Fraternite – yang merupakan semboyan mereka,
rakyat Perancis menyerbu penjara Bastille,
yang merupakan tempat tahanan politik yang menentang pemerintah dan
gudang senjata pada tanggal 17 Juli 1789. Penyerbuan ini sendiri disebabkan
oleh karena rakyat mendengar isu bahwa Raja Louis mengumpulkan tentaranya di
sekitar Paris untuk menindas rakyat. Selain itu, rakyat membutuhkan senjata
yang ada di dalam penjara Bastille untuk melawan pemerintah. Penyebuan ini
berhasil.
Seiring
berjalannya waktu, akhirnya pada tanggal 14 Juli 1790, UUD Perancis disahkan.
Dengan demikian Perancis telah berubah menjadi negara dengan sistem
pemerintahan Monarki Konstitusional.
Yang
menarik adalah kenyataan bahwa Revolusi Amerika memberikan pengaruh
yang cukup besar dalam meletusnya revolusi perancis ini. Sebelum terjadinya
revolusi di Perancis, terjadi perang di amerika. Peperangan ini merupakan upaya
perjuangan dari rakyat amerika untuk memperoleh kemerdekaan dari penjajah
mereka, Inggris. Selain upaya perjuangan fisik, rakyat amerika juga melakukan
taktik diplomasi salah satunya ke Perancis. Perancis yang merupakan salah satu
musuh nomor satu Inggris sevara langsung mengakui kemerdekaan Amerika. Perancis
juga mengirimkan Tentara yang dipimpin oleh Lafayette untuk membantu perjuangan
rakyat amerika.
Sepulang
dari amerika, Lafayette dan tentaranya kembali dengan membawa paham-paham baru
tentang kebebasan dan hak-hak manusia. Paham-paham inilah yang disebut sebagai
pengaruh revolusi amerika terhadap revolusi perancis.
Lafayette
yang sudah “tercerahkan” pun memimpin tentara nasional yang memihak rakyat
dalam perjuangannya melawan pemerintah. “Ayam yang membesarkan Elang, diterkam
oleh Elang setelah besar”. Lafayette yang dikirim oleh Raja Louis untuk
membantu Amerika, malah membantu rakyat melawannya sepulangnya dari Amerika.
Revolusi
ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa paham diantaranya adalah Demokrasi dan
Nasionalisme. Adanya revolusi ini juga berdampak pada dunia diantaranya
penghapusan Feodalisme dan meluasnya paham demokrasi dan Nasionalisme. Dampak
ini tentu saja juga mempengaruhi Indonesia dalam perkembangan pergerakan
nasional.
Selama hidup masih dengan orang lain, membutuhkan orang lain, tergantung sama orang lain dan dibutuhkan orang lain, maka Anda tidak bisa hidup seenaknya. Ada nilai, norma dan hal lainnya yang membutuhkan peran Anda.
BalasHapus